Baju KORPRI Itu Hasil Jualanku! Curhatan Istri Ditinggal Suami Setelah Lulus PPPK Bikin Haru
Aceh Singkil - Media sosial dihebohkan oleh kisah pilu seorang perempuan di Aceh Singkil bernama Safitri, yang ditinggalkan suaminya tak lama setelah pria itu dinyatakan lulus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Kisah tersebut viral setelah video perpisahan Safitri bersama dua anaknya menyebar luas di berbagai platform media sosial dan memicu gelombang empati sekaligus kemarahan dari warganet.
Video pertama kali diunggah oleh akun Safitri Alshop Aceh, memperlihatkan sang istri tengah berkemas meninggalkan rumah bersama dua anak kecilnya. Dalam rekaman berdurasi beberapa menit itu, Safitri tampak menangis sambil dibantu para tetangga memindahkan barang-barangnya ke dalam mobil.
Suasana haru pecah ketika beberapa tetangga ikut menangis dan melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan.
“Kuatkan badanmu, tanpa dia kau hidup,” terdengar seruan dari seorang tetangga saat mobil Safitri perlahan menjauh.
Dalam unggahan tersebut, Safitri menulis pesan penuh kekecewaan dan pasrah, menyinggung perubahan sikap sang suami setelah menerima SK PPPK.
“Dulu kamu meminta aku dengan cara baik-baik kepada orang tuaku. Kamu mengambil aku dari rumah itu. Tapi sekarang kamu membuang aku dan anak-anak di kampung halamanmu. Dulu kamu mengajakku hidup susah bersama, aku ikut bekerja keras membantumu mencari nafkah. Namun, setelah kamu lulus PPPK dan menerima SK, kamu meninggalkan kami. Dengan bangga dan bahagia kamu pulang ke rumah orang tuamu,” tulisnya.
Ia juga menambahkan bahwa perceraian terjadi dua hari sebelum suaminya menerima SK PPPK, tepat pada 15 Agustus 2025, sementara SK diterbitkan 17 Agustus 2025.
Safitri menduga hal itu dilakukan agar status pernikahan mereka tidak terbawa dalam urusan kepegawaian.
“Selepas apapun kekurangan saya di matanya, kenapa baru sekarang dia ceraikan? Agar PPPK ini tidak terbawa-bawa,” ungkapnya.
Yang membuat publik semakin tersentuh, Safitri mengaku bahwa baju KORPRI yang dikenakan sang suami saat pelantikan adalah hasil dari jerih payahnya berjualan cabe dan sayur.
“Tolong saya untuk menuntut keadilan. Karena saya sudah melapor ke sana kemari tidak ada hasil. Padahal baju KORPRI yang dipakai untuk pelantikan hasil dari jualan cabe dan sayur saya belikan,” tulisnya lagi.
Kepala Desa Siti Ambia, Aswalun, membenarkan bahwa pasangan tersebut telah resmi bercerai.
“Benar, mereka sudah bercerai. Namun, apakah penyebab utamanya karena lulus PPPK, saya tidak bisa memastikan,” ujarnya, dikutip Rabu (22/10/2025) dari akun @rumpi_gosip.
Kasus ini sontak menjadi sorotan publik karena dianggap mencerminkan fenomena sosial baru di kalangan ASN muda. Banyak warganet menilai bahwa perubahan status ekonomi dan sosial sering kali menguji ketulusan serta komitmen dalam rumah tangga.
Komentar warganet pun membanjiri unggahan tersebut.
“Awal mula kakak angkat derajat, sabar ya kak. Hukum tabur tuai itu nyata,” tulis akun @karmilakoto.
“Tolong pak bupati, kalau ada yang sombong gara-gara dapat PPPK dan menelantarkan keluarganya, cabut saja SK-nya biar sadar diri,” tambah @rahmanabdul.
Hingga kini, belum ada tanggapan dari pihak suami maupun keluarganya terkait peristiwa tersebut.
Sementara itu, video Safitri terus beredar dan telah ditonton ribuan kali di berbagai platform.
Kisah ini menjadi pengingat bagi banyak pasangan muda bahwa kesuksesan sejati bukan diukur dari jabatan atau gaji, melainkan dari kemampuan menjaga komunikasi, komitmen, dan kesetiaan dalam pernikahan, terutama saat status dan keadaan mulai berubah.
Posting Komentar