Hijrah Itu Berat? Ternyata Begini Cara Rasulullah Mengajarkannya
Hijrah sering dipahami sebagai perjalanan meninggalkan sesuatu yang buruk menuju kehidupan yang lebih baik. Namun, tidak sedikit orang merasa bahwa hijrah itu berat, penuh tantangan, dan membutuhkan pengorbanan. Lantas, bagaimana sebenarnya Rasulullah ﷺ mengajarkan konsep hijrah kepada umatnya?
Makna Hijrah Menurut Rasulullah ﷺ
Secara bahasa, hijrah berarti berpindah atau meninggalkan. Namun dalam Islam, hijrah bukan hanya sekadar perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain, seperti yang dilakukan Rasulullah ﷺ dari Makkah ke Madinah. Lebih dari itu, hijrah adalah perubahan niat, hati, dan perilaku menuju ridha Allah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah SWT. (HR. Bukhari & Muslim)
Artinya, hijrah bukan hanya soal fisik, melainkan tentang meninggalkan maksiat menuju ketaatan.
Mengapa Hijrah Itu Berat?
Ada beberapa alasan kenapa banyak orang merasa hijrah itu berat:
- Meninggalkan kebiasaan lama – Manusia cenderung nyaman dengan rutinitas, meski itu buruk.
- Tekanan lingkungan – Godaan teman, gaya hidup, hingga komentar orang sekitar bisa menjadi ujian.
- Kesabaran dalam istiqamah – Hijrah bukan hanya tentang memulai, tapi juga menjaga konsistensi.
Rasulullah ﷺ pun mengajarkan bahwa hijrah pasti disertai cobaan. Beliau sendiri bersama para sahabat menghadapi ancaman, penindasan, bahkan kehilangan harta saat hijrah ke Madinah.
Cara Rasulullah ﷺ Mengajarkan Hijrah
Rasulullah ﷺ memberi teladan bagaimana menghadapi hijrah dengan ikhlas dan sabar. Berikut beberapa pelajaran yang bisa kita ambil:
1. Niat yang Ikhlas
Segala amal tergantung pada niat. Rasulullah ﷺ menekankan bahwa hijrah harus diniatkan karena Allah, bukan karena alasan duniawi. Dengan niat yang benar, langkah hijrah akan lebih ringan.
2. Mencari Lingkungan yang Mendukung
Salah satu strategi Rasulullah ﷺ adalah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar di Madinah. Beliau mengajarkan bahwa hijrah tidak bisa dijalani sendirian, butuh lingkungan yang baik agar istiqamah lebih mudah.
3. Kesabaran dalam Menghadapi Cobaan
Hijrah pasti diuji. Rasulullah ﷺ menunjukkan keteguhan hati meskipun dicaci, diusir, bahkan hendak dibunuh. Kesabaran menjadi kunci agar hijrah tetap terjaga.
4. Istiqamah dengan Amal Shalih
Setelah hijrah, Rasulullah ﷺ tidak berhenti berjuang. Beliau membangun masjid, mempererat ukhuwah, dan menegakkan syariat. Hal ini mengajarkan bahwa hijrah bukan titik akhir, melainkan awal perjalanan panjang menuju kebaikan.
Hijrah di Zaman Sekarang
Di era modern, hijrah bisa berarti meninggalkan gaya hidup yang jauh dari nilai Islam menuju kehidupan yang lebih taat. Misalnya:
- Meninggalkan pergaulan bebas dan mendekatkan diri pada majelis ilmu.
- Mengalihkan waktu dari hal sia-sia menuju ibadah dan produktivitas.
- Mengganti pekerjaan yang tidak halal dengan pekerjaan yang diridai Allah.
📝 Intisari
Hijrah memang tidak mudah, tapi Rasulullah ﷺ telah mencontohkan bahwa setiap langkah hijrah bernilai ibadah besar.
Dengan niat ikhlas, lingkungan yang mendukung, kesabaran, dan istiqamah, hijrah bisa menjadi pintu menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
✨ Jadi, jangan takut untuk berhijrah. Berat di awal, indah pada akhirnya.

Posting Komentar