Tgk. Muhammad Ali Irsyad: Ulama Falak yang Menginspirasi
Sekilas Tentang Muhammad Ali Irsyad:
- Nama panggilan: Abu Teupin Raya
- Tempat & Tahun Lahir: Desa Kayee Jatoe, Kemukiman Teupin Raya, Kecamatan Glumpang Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, sekitar tahun 1915–1921 M
- Keturunan: Ayahnya, Muhammad Irsyad, adalah Ulee Balang (kadhi) di zaman Hindia Belanda dan keturunan bangsawan Panglima Doyen; ibunya, Aisyah, keturunan ulama dari Lapang Lhoksukon. Hal ini membuat beliau memiliki darah kedua kalangan: bangsawan dan ulama.
Pendidikan dan Perjalanan Ilmu
Belajar dasar agama sejak kecil dari kedua orang tuanya, serta mendapat pendidikan umum karena jabatan ayahnya.
Beliau kemudian meneruskan studi keagamaan di Uteuen Bayu Ulee Glee dengan berguru kepada Teungku Abdurrahman. Setelah itu, beliau memperdalam ilmu falak di Pulo Kiton dan Gandapura selama dua tahun, berguru kepada Teungku Usman Maqam yang dikenal sebagai ulama falak terkemuka di wilayah tersebut.
Tahun 1961 berangkat ke Mesir dan diterima di Dirasah Khassah untuk mendalami ilmu falak dari Syaikh Ulaa Al-Banna di Al-Azhar. Tahun 1966 menjadi tonggak penting dalam hidupnya, saat ia berhasil menyelesaikan pendidikan di bidang ilmu falak dan memperoleh ijazah. Ia dikenal ahli dalam hisab, menentukan waktu salat, melihat hilal, mengukur arah kiblat, dan menyusun kalender Islam.
Pendirian Dayah Darussa’adah & Warisan Ilmiah
Setelah kembali ke Aceh pada tahun 1967, beliau mendirikan dayah bernama Darussa’adah di Teupin Raya, Pidie. Nama ini berarti "negeri kebahagiaan", mengandung harapan akan kemaslahatan umat di tengah dinamika sosial dan politik kala itu.
Pesantren ini berkembang pesat; hingga akhir hayatnya sudah memiliki banyak cabang, termasuk di Aceh Utara dan Aceh Timur, serta terbuka terhadap pendidikan umum (SMP & SMA) yang didirikan pada 1984-1986 di lingkungan dayah pusat.
Beliau juga produktif dalam penulisan: hingga akhir hayat menghasilkan sekitar 28 karya tulis, dalam bahasa Aceh, Gayo, dan Arab. Beberapa karya pentingnya antara lain Taqwim al‑Hijri (ilmu falak), Ad-Da’watul Wahabiyah, serta kitab-kitab tentang tauhid, nahwu, dan lain-lain.
Dampak Dakwah & Pendidikan
Beliau dikenal sebagai ulama kharismatik dan kreatif di Aceh, terutama dalam pendidikan dan dakwah ilmiah. Dayah Darussa’adah menjadi pusat pembelajaran salafiyah sekaligus modern, menjembatani antara ilmu agama dan pendidikan formal modern.
Visi Dayah Darussa’adah mencakup membentuk santri yang bertakwa, berilmu, berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan berani menegakkan kebenaran sesuai syariat Islam ahlussunnah wal-jamaah dengan prinsip toleransi mazhab.
Ringkasan
- Nama & Julukan ⮕ Teungku Muhammad Ali Irsyad (“Abu Teupin Raya”)
- Kelahiran ⮕ Desa Kayee Jatoe, Teupin Raya, Glumpang Tiga, Pidie (1915–1921)
- Pendidikan Ilmu Falak ⮕ Al-Azhar, Mesir (1961–1966)
- Pesantren ⮕ Dayah Darussa’adah, berdiri 1967 di Teupin Raya, Pidie
- Karya Tulis ⮕ ±28 kitab/buku (Aceh, Melayu, Arab) di berbagai disiplin keilmuan
- Pendidikan Modern ⮕ Hidup toleran, mendirikan SMP & SMA di lingkungan dayah (1984–86)
Posting Komentar