Ketika Tirani Bersemayam di Takhta Mesir: Kisah Kekuasaan Fir’aun

Daftar Isi

Pada masa pemerintahan Fir’aun, dia dikelilingi oleh para pemuka agama, elit konglomerat, serta aparat keamanan yang kuat. Setelah Fir'aun naik panggung, Bal-am bin Ba'ura berada di sebelah kanan. 

Bal-am adalah seorang pemuka agama yang piawai dalam argumentasi agama saat itu, menggunakan lidahnya untuk membela semua tindakan Fir'aun dan dengan kejam menuduh orang-orang yang memperjuangkan kebenaran sebagai penjahat dan penjahat. Demi dunia yang kaya, Bal'am menjual kehidupan akhirat dan agamanya.

Ketika Fir'aun berkuasa, Qarun berada di sebelah kirinya. Qarun adalah seorang konglomerat yang sangat kaya, dan semua kekayaannya pada saat itu tidak dapat dihitung. 

Berkat harta melimpah itu, dia menjadi salah satu pendukung utama kekuasaan Fir’aun yang kokoh.

Dengan "mengelola" firaun, Qarun dapat memperoleh banyak hak istimewa dan semua konsesi yang diinginkannya untuk meningkatkan kekayaannya. Qarun tak pernah berhenti mengejar kekayaan dan kekuasaan duniawi, beserta segala kenikmatan yang ia raih berkat kedekatannya dengan Fir’aun.

Pada masa kekuasaan Firaun, seluruh angkatan bersenjata dan aparat keamanan tunduk di bawah perintahnya. Ia memiliki kekuasaan absolut untuk menangkap bahkan menghabisi siapa pun yang dianggap sebagai ancaman atau berani menentangnya. 

Bagi Firaun, apa yang ia ucapkan dan lakukan adalah hukum yang tak boleh digugat oleh siapa pun.

Kata-kata dan perbuatannya adalah fakta. Jika Fir'aun mengatakan bahwa air di lautan itu hitam, meskipun di depan matanya jelas biru, maka semua orang harus percaya bahwa laut itu hitam. Semua orang harus tunduk dan taat terhadap kebohongan Fir’aun serta menyakini bahwa kebohongan Fir'aun adalah benar.

Ketika Firaun berkuasa, semua orang di sekitarnya merasa bahwa kekuasaannya abadi.

Namun Allah Subhana wa Ta'ala berkehendak. Makaru wa makarallah. Tidak ada kejahatan abadi di dunia ini. Allah SWT akan menjadikan orang-orang pemberani yang hanya mematuhinya dan melawan kezaliman Firaun dan seluruh pendukungnya. 

Mereka dengan berani melawan semua kejahatan. Mereka menyatakan perang terhadap semua ketidaktaatan dan ketidakadilan, mendambakan kesyahidan.

Tidak ada kejahatan di dunia ini selamanya. Tidak ada pemimpin yang tidak adil di dunia ini yang bisa hidup selamanya. Dunia berputar, keadilan selalu menggantikan ketidakadilan. Ini sunnatullah.

Bagi mereka pantang lelah dan pantang menyerah memperjuangkan kebenaran, harap bersabar. Karena Fir'aun sangat sakti ketika berkuasa, hampir tak terkalahkan. 

Di saat yang tak terduga, Nabi Musa a.s. muncul dari istananya sendiri, bukan sebagai bangsawan, tapi sebagai pemimpin kebenaran. Nabi Musa tampil sebagai tokoh perlawanan terhadap sistem tirani yang diwakili oleh Fir’aun dan kekuatan militernya. 

Dengan keberanian yang dilandasi oleh keyakinan spiritual, ia memimpin gerakan pembebasan hingga otoritas Fir’aun dihancurkan secara total, dan pasukannya binasa dalam peristiwa penenggelaman di Laut Merah. Kebenaran pun terbukti menang. Kita pun harus percaya, kebenaran tak akan pernah kalah. []

Wallahua’lam Bissawab.

Posting Komentar