Abu Daud Beureueh: Cahaya dari Aceh yang Layak Jadi Pahlawan Nasional

Daftar Isi

Siribee.com | Teungku Muhammad Daud Beureueh, atau yang lebih dikenal sebagai Abu Daud Beureueh, merupakan sosok yang tidak hanya berperan penting di Aceh, tetapi juga memiliki kontribusi besar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. 

Ia adalah ulama, pejuang, sekaligus pemimpin yang mengorbankan jiwa raganya demi kemerdekaan dan keutuhan bangsa. Sayangnya, hingga saat ini, pengakuan resmi negara sebagai Pahlawan Nasional belum juga diberikan kepadanya. 

Seandainya kita menengok kembali kiprah perjuangannya, tak berlebihan rasanya jika Abu Daud Beureueh mendapat tempat sebagai salah satu Pahlawan Nasional dari Aceh. 

Sosok Abu Daud Beureueh

Lahir di Pidie pada tahun 1899, di mana ia merupakan sosok yang tumbuh dalam pelukan tradisi Islam yang mendalam dan membentuk jati dirinya. Ia dikenal sebagai ulama reformis yang berpandangan maju, sekaligus pemimpin kharismatik yang dihormati masyarakat.

Perjuangannya tidak hanya terbatas pada bidang dakwah, tetapi juga meliputi politik, pendidikan, dan perjuangan fisik melawan penjajah. Abu Daud Beureueh menjadi tokoh kunci dalam Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA), sebuah organisasi ulama yang berperan besar dalam menentang kolonialisme Belanda maupun Jepang.

Perannya dalam Kemerdekaan

Di tengah tantangan pasca kemerdekaan, pemerintah mempercayakan peran Gubernur Militer Aceh, Langkat dan Tanah Karo kepada Abu Daud Beureueh sebuah bukti pengakuan terhadap kapasitas dan pengaruhnya. 

Perannya sangat penting dalam menjaga wilayah Aceh tetap berada dalam bingkai Republik Indonesia, terutama ketika daerah-daerah lain dilanda konflik.

Di bawah sinar pengaruh Abu Daud Beureueh, rakyat Aceh menunaikan janji cintanya pada tanah air bukan hanya sekadar kata, melainkan tindakan nyata. Mereka rela melepas harta benda, agar Seulawah RI-001, pesawat pertama republik mengudara, membawa harum nama Garuda Indonesia di langit nusantara. 

Tanpa kontribusi ini, pemerintah pusat pada saat itu mungkin akan kesulitan mempertahankan eksistensinya di mata internasional.

Kontroversi dan Kekecewaan

Namun, perjalanan hidup Abu Daud Beureueh tidak lepas dari kontroversi. Kekecewaannya terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak menepati janji terutama mengenai status Aceh sebagai daerah istimewa dan penerapan syariat Islam membuatnya bergabung dengan gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pada tahun 1953.

Meski demikian, langkah ini tidak bisa hanya dilihat sebagai pemberontakan semata, melainkan ekspresi politik seorang tokoh yang merasa dikhianati setelah begitu banyak berkorban untuk Republik.

Pada akhirnya, Abu Daud Beureueh menerima jalan damai pada 1962 setelah ada pendekatan persuasif dari tokoh nasional dan pemerintah.

Dukungan dari Menko Kumham Imipas 

Menteri Koordinator Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra, menyampaikan dukungannya terhadap aspirasi masyarakat Aceh yang menginginkan Teungku Muhammad Daud Beureueh diangkat sebagai pahlawan nasional. 

Yusril menegaskan bahwa Daud Beureueh berjuang tanpa henti demi mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan. 

Tidak semua tokoh atau pemimpin Aceh menerima Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan tangan terbuka. Ada yang ingin Aceh menjadi negara sendiri, ada pula yang masih setia pada penjajahan Belanda. 

Namun, Daud Beureueh dengan semangat dan keberanian yang tinggi mempertahankan kemerdekaan melalui perjuangan politik, militer, dan diplomasi, tegas Yusril dalam pidatonya pada Seminar Nasional Teungku Daud Beureueh di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Kamis (10/7/2025). 

Alasan Layak Menjadi Pahlawan Nasional

Mengusulkan Abu Daud Beureueh sebagai Pahlawan Nasional bukan berarti menutup mata terhadap kontroversi masa lalunya, tetapi justru melihat secara menyeluruh kiprah dan jasanya bagi bangsa.

Beberapa alasan kuat yang membuatnya layak dianugerahi gelar tersebut adalah:

  1. Pejuang Kemerdekaan  Terlibat langsung dalam perlawanan melawan penjajah dan menjaga Aceh dalam bingkai NKRI.
  2. Pemimpin Umat  Ulama kharismatik yang menggerakkan rakyat melalui pendidikan, dakwah, dan organisasi PUSA.
  3. Kontributor Nyata bagi Republik  Atas dorongan dan pengaruhnya, rakyat Aceh menyumbangkan emas yang menghasilkan pesawat RI-001 "Seulawah".
  4. Simbol Nasionalisme Islami  Abu Daud Beureueh menunjukkan bagaimana Islam dan perjuangan kemerdekaan bisa berjalan seiring, menjadi teladan bagi generasi berikutnya.
  5. Teladan Moral Meski pernah kecewa dan melakukan perlawanan, akhirnya ia memilih jalan damai, menunjukkan sikap besar hati seorang ulama.

Kesimpulan

Sejarah tidak hanya berbicara tentang kemenangan, tetapi juga tentang pengorbanan, kekecewaan, dan rekonsiliasi. Abu Daud Beureueh adalah bagian penting dari sejarah bangsa Indonesia, khususnya Aceh.

Mengusulkannya sebagai Pahlawan Nasional bukan hanya penghormatan terhadap dirinya, tetapi juga pengakuan atas peran besar ulama dan rakyat Aceh dalam perjalanan panjang Republik Indonesia. []

1 komentar

Comment Author Avatar
Anonim
17 Agustus, 2025 11:48 Delete
Bagaimana Tanggung Jawab Beliau Terhadap, Genosida Uleè Balang, Pemerkosaan, Perampasan Harta yg tidak pernah Ada Ending Closing.
Islam Mengatakan * Mehilangkan/Membunuh Seorang Nyawa Manusia Sesisi Dunia Menagis* dan Sesama Muslim Bersaudara.